Wednesday, 1 April 2015

Bab 2 : Wawasan Nasional Suatu Bangsa, Teori Kekuasaan dan Teori Geopolitik (M4)

Wawasan Nasional Suatu Bangsa

"Wawasan", kata wawasan itu sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas yang artinya melihat atau memandang. Sedangkan, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah bernegara tentang diri dan lingkunganya dalam eksistensinya yang serba terhubung melalui interaksi dan interelasi dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional termasuk lokal dan propinsional, regional serta global.

Dalam menyelenggarakan kehidupannya, suatu bangsa tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Pengaruh-pengaruh lingkungan tersebut timbul dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta cita-cita, kondisi masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta sejarahnya. Upaya pemerintah dan rakyat dalam menyelenggarakan kehidupannya memerlukan suatu konsepsu yang berupa wawasan nasional yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.

Dalam mewujudkan aspirasi dari perjuangan, sautu bangsa perlu memperhatikan tiga faktor utama berikut ini :
  1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.
  2. Jiwa, tekad dan semangat manusia atau rakyatnya.
  3. Lingkungan sekitar.
Latar Belakang Wawasan Nasional Suatu Bangsa



1. Falsafah Pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah :
  • Penerapan HAM, seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
  • Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
  • Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Aspek Kewilayahan Nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomenan yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan sumber daya alam dan suku bangsa.

3. Aspek Sosial dan Budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antar golongan mengandung potensi konflik yang besarmengenai berbagai macam ragam budaya.

4. Aspek Sejarah
Kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.

Paham Kekuasaan dan Teori Geopolitik

Paham Kekuasaan
Wawasan nasional suatu bangsa di bentuk dan dijiwai paham kekuasaan dan teori geopolitik yang dianutnya. Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu dibutuhkan landasan teori yang dapat mendukung rumusan wawasan nasional. Berikut ini adalah paham-paham kekuasaan :


a. Paham Machiavelli (Abad XVII)

Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran Islam di Eropa Barat sekitar abad VII telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang.
Dalam bukunya tentang politik dengan judul: The Prince Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri kokoh, di dalamnya terkandung beberapa cara pandang bagaimana memelihara kekuasaan politik menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan bila menerapkan dalil-dalil :
  • Pertama, dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan.
  • Kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba ("divide et impera") adalah sah.
  • Ketiga, dalam dunia politik, yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)

Merupakan revolusioner dibidang cara pandang dan pengikut teori Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa :
  1. Petang dimasa depan akan menjadi perang total yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional
  2. Kekuatan politik harus didampingi kekuatan logistik dan ekonomi nasional yang di dukung sosial dan budaya berupa IPTEK suatu bangsa demi terebntuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-negara disekitar Perancis.
Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan dengan sempurna oleh Napoleon, namun menjadi bumerang bagi dirinya sendiri sehingga akhir karirnya di buang ke Pulau Elba.

c. Paham Jenderal Clausewitz (Abad XVIII)

Carl von Clausewitz adalah seorang tentara Rusia dan intelektual. Ia menjabat sebagai prajurit lapangan praktis (dengan luas pengalaman tempur melawan pasukan Revolusi Perancis), sebagai perwira staf dengan politik/militer Prusia, dan sebagai pendidik militer terkemuka. Clausewitz pertama kali memasuki pertempuran sebagai kadet pada usia 13 tahun, naik pangkat Mayor Jenderal di usia 38, menikah dengan bangsawan tinggi, Countess Marie von Brühl, bergerak di kalangan intelektual langka di Berlin, dan menulis sebuah buku “On War” (terjemahan dari “Vom Kriege”) yang telah menjadi karya paling berpengaruh terhadap filsafat militer di dunia Barat. Buku tersebut telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa dan berpengaruh pada strategi modern di berbagai bidang.

Pada era Napoleon, jenderal Clausewitz diusir oleh tentara Napoleon dari negaranya hingga ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi penasehat militer staf umum tentara kekaisaran Rusia. Jenderal Clausewitz menulis sebuah buku tentang perang yang berjudul Vom Kriege. Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain.
Peperangan adalah sah –sah saja dalam mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran tersebut inilah yang membenarkan / menghalalkan Rusia berekspansi sehingga menimbulkan Perang Dunia I dengan kekalahan dipihak Rusia (Kekaisaran Jerman).

d. Paham Fuerback dan Hegel

Pada abad XVII maraknya paham Perdagangan Bebas (Merchantilism) merupakan nenek moyang Liberalisme.

Paham ini berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya terutama terukur dari emas, sehingga memicu nafsu kolonialisme negara barat dalam mencari emas ke tempat lain. Inilah yang memotivasi columbus mencari daerah baru yaitu Amerika yang di ikuti Magelhen berkeliling dunia. Paham ini juga yang mendorong Belanda untuk melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5 abad.
Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak yang lain.

e. Paham Lenin (Abad XIX)

Lenin telah memodifikasi ajaran Clausewitz. Menurut Lenin, perang adalah kelanjutan politik secara kekerasan. Rekan Lenin yaitu  Mao zhe dong berpendapat perang adalah kelanjutan politik dengan pertumpahan darah. Sehingga bagi komunis/leninisme, perang bahkan pertumpahan darah atau revolusi di negara lain diseluruh dunia adalah sah-sah saja dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. Karena itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh dunia.
G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme ternyata berakhir secaratragis seperti runtuhnya Uni Soviet.

f. Paham Lucian W. Pye dan Sidney

Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton University Press, 1972) menjelaskan :
  • Adanya peranan unsur-unsur subyektif dan psikologis dalam tatanan dinamikan kehidupan politik suatu bangsa, sehingga kemantapan suatu sistem politik dinamika hanya dapat dicapai bila berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan
  • Kebudayaan politik akan menjadi pandangan baku dalam melihat kesejahteraan sebagai politik, dengan demikian, maka dalam memproyeksikan eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata di tentukan kondisi-kondisi obyektiftapi juga harus menghayati subyektif psikologis sehingga dapat menempatkan kesadaran dalam kepribadian bangsa.
Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton University Press, 1972 ), mereka mengatakan ”The political culture of society consist of the system of empirical believe expressive symbol and values which devidens the situation in political action can take place, it provides the subjective orientation to politics…..The political culture of society is highly significant aspec of the political system”. 

Teori Geopolitik

Geopolitik berasal dari kata “geo” atau bumi dan politik yang berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.  Beberapa pendapat dari pakar-pakar Geopolitik antara lain :

a. Pandangan Ajaran Frederich Ratzel

Pada abad ke-19, Frederich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi Politik sebagai hasil penelitiannya yang ilmiah dan universal.  Pokok-pokok ajaran F.Ratzel adalah sebagai berikut :
  1. Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup.
  2. Negara identik denga suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuataan.
  3. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.
  4. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya alam.
Ilmu Bumi Politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut justru menimbulkan dua aliran, di mana yang satu berfokus pada kekuataan di darat, sementara yang lainnya berfokus pada kekuataan di laut.  Ratzel melihat adanya persaingan antara kedua aliran itu, sehingga ia mengemukakan pemikiran yang baru, yaitu dasar-dasar suprastruktur Goepolitik: kekuatan total/menyeluruh suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhan kondisi dan kedudukan geografisnya.


b. Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen

Kjellen menegaskan bahwa negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai “prinsip dasar”.  Esensi ajaran Kjellen adalah sebagai berikut :
  1. Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup yang memiliki intelektual.
  2. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang : geopolitik, sosial politik dan krato politik (politik memerintah).
  3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar.  Ia harus mampu berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuataan nasionalnya.
c. Pandangan Ajaran Karl Haushofer

Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada dibawah kekuasaan Adolf Hitler.  Pandangan ini juga dikembangan di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu.  Pokok-pokok teori Haushofer ini pada dasarnya menganut pandangan Kjellen, yaitu :
  1. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan Imperium Maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
  2. Beberapa negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, Asia Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
  3. Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah sebagai berikut : Geopolitik adalah doktrin negara yang menitikberatkan soal-soal startegi perbatasan.  Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup.

Pokok-pokok teori Karl Haushofer pada dasarnya menganut teori Rudolf Kjellen dan bersifat ekspansif.


d. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder

Teori ahli Geopolitik ini pada dasarnya menganut “konsep kekuatan” dan mencetuskan Wawasan Benua, yaitu konsep kekuataan didarat.  Ajarannya menyatakan : barang siapa dapat menguasai “Daerah Jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia akan dapat menguasai “Pulau Dunia”, yaitu Eropa, Asia dan Afrika.

e. Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan

Kedua ahli ini mempunyai gagasan “Wawasan Bahari”, yaitu kekuatan dilautan.  Ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai “kekuatan dunia” sehingga pada akhirnya menguasai dunia.

f. Pandangan Ajaran W. Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet dan John Frederik Charles Fuller

Mereka melahirkan teori “Wawasan Dirgantara” yaitu konsep kekuatan di udara.  Kekuatan di udara hendaknya mempunyai daya yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan mengahancurkannya di kandangnya sendiri agar lawan tidak mampu lagi menyerang.

g. Ajaran Nicholas J. Spykman


Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan Teori Daerah Batas (rimland), yaitu teori wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut dan udara.


Paham Kekuasaan dan Geopolitik menurut Bangsa Indonesia

Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia
Yaitu paham yang di kembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipologi di negara-negara barat pada umumnya. Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan: “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.


Bangsa Indonesia yang berfalsafah & berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berupa, bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Wawasan nasional bangsa indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih benih persengkataan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa indonesia menyatakan bahwa :ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik masional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geo0greafi indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.

Geopolitik Indonesia
Pemahaman tentang kekuatan dan kekusaan yang dikembangkan di indonesia didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai sejahtera disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia. Sedangkan pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham negara kepulauan.

Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar ARCHIPELAGO CONCEPT yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan.

Source :
Deny Aprian Saputro S.E
Wikipedia
Ratih Pratiwi
Kompasiana
Dwi Chandra